Kabupaten Malang – Jalan berlubang ternyata mudah ditemui di Kabupaten Malang. Seperti di Jalur Lingkar Barat (Jalibar) dan Jalan Raya Sumberejo-Gunung Geger, Pagak, Kabupaten Malang.
Pantuan awak media monitor24.id, lubang jalan di Jalibar atau Jalan Dr Ir Soekarno ini bisa ditemui saat mulai melewati simpang Jalibar menuju arah barat. Pengguna jalan terutama pengendara motor harus ekstra hati-hati jika melewati ruas jalan itu. Karena, kedalaman lubang bisa mengakibatkan kecelakaan.
Selain lubang, banyak aspal mengelupas dan ceruk bertebaran. Jika tak hati-hati, maka pengguna jalan bisa terjatuh.
“Sudah lama, kemarin-kemarin sempat ditambal. Tapi iya rusak lagi,” ujar Singgih (40), salah satu warga yang sering melintas di Jalibar, Kamis (14/4/2022).
Menurut keterangan warga, sejak jalan berlubang, sering ada kejadian pengendara motor terjatuh. Kejadian ini kerap dialami saat malam hari.
“Sering ada yang jatuh, karena di sini (Jalibar) tidak ada lampu penerangan jalan,” sesalnya.
Anehnya, ruas jalan sepanjang kurang lebih 5 kilometer itu, hanya separuhnya saja mengalami kerusakan, yakni di sisi timur. Berbeda dengan sisi barat hingga simpang Jalan Raya Gunungkawi yang kondisinya mulus setelah adanya proyek pemeliharaan dua tahun lalu.
Kondisi serupa juga terjadi di ruas jalan Sumberejo-Gunung Geger, Pagak. Dengan jalan berliku melintasi perbukitan, adanya jalan berlubang cukup meresahkan pengendara.
Bahkan ada titik ruas jalan yang bagian aspalnya benar-benar mengelupas hingga terlihat bagian pondasi jalannya.
Pemkab Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) baru melakukan perbaikan dengan sistem tambal sulam di sejumlah titik di Jalibar.
Hal ini karena, perbaikan jalan masih harus melalui proses lelang lewat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
“Yang bisa dilakukan hanya penambalan jalan, karena untuk peningkatan jalan harus melalui proses lelang,” ungkap Sekretaris DPUBM Kabupaten Malang Suwignyo saat dikonfirmasi terpisah.
Menurut Suwignyo, penambalan jalan adalah pengerjaan yang bisa dilakukan secara mendadak. Sebab, nilai pengerjaan tidak lebih dari Rp 200 juta.
“Ini termasuk (paket) pemeliharaan rutin dan dapat dilakukan karena di bawah Rp 200 juta dengan penunjukan langsung (PL),” jelas Suwignyo.
Sementara proyek peningkatan jalan, kata Suwignyo, menyerap anggaran cukup besar yang dialokasi senilai Rp 3 miliar.
“Saat ini proses lelang, nilainya Rp 3 miliar tahun 2022 ini. Kami perkirakan pertengahan bulan Mei sudah ada pemenang. Sekaligus, langsung pengerjaan,” tambahnya.
Selama menunggu proses lelang, DPUBM menggiatkan sistem sapu lubang. Sehingga, jalan yang bolong bisa ditambal sementara sembari menunggu realisasi proyek peningkatan jalan.(ADI)
Komentar